Senin, 10 Februari 2014

Cerita Inspiratif, Hijab

Diposting oleh Nurul Hasanah di 12.39
Beberapa waktu yang lalu aku tengah asik berjalan menuju sebuah restaurant halal di salah satu pusat kota. Bersama beberapa temanku sembari bercanda ria kami agak bergegas menuju salah satu toko doner turki yang keberadaannya sudah dapat dijangkau mata, maklum kami sudah kelaparan hihihii

Beberapa meter dari toko tersebut kami jumpai 2 gadis berkerudung, dalam bathinku “orang Indonesia tuh”. Vani, teman yang sedang berjalan denganku bergegas menghampiri kedua gadis itu, ternyata mereka sudah saling kenal sebelumnya, alis udah temenan :D

Kami lalu menghampiri mereka dan berkenalan, saking asyiknya ngobrol kami sampe nyaris lupa kalo kami kelaperan. Aku reflex menyeletuk “eh kita ngobrol di tempat doner nya aja yuk sekalian pesen kan”.

Lalu kami semua sepakat melanjutkan obrolan kami di toko doner tersebut. Ketika asyik ngobrol-ngobrol, kedua gadis ini mendaratkan sebuah pertanyaan kepada ku, sebut saja Rita dan Vina.

Rita: “kak, kakak pake hijab syar’I sudah dari di indo yah?”
Aku: “hehe ceritanya panjang”

Singkat cerita si Vina tiba-tiba curhat, panjang lebar, padahal baru juga kenal mihihih :v

Dengan logat khas daerah asalnya dia menceritakan sedikit khisah hidup dia, keluarganya juga. Dia berasal dari salah satu daerah di Indonesia yang disana Islam masih tabu, Muslim adalah penduduk minoritas di daerah tersebut bahkan jarang sekali dijumpai.

Vina menceritakan kepadaku bahwasannya dia mempunyai ibu seorang muslimah dan ayah seorang kristiani, yang kemudian mereka pada akhirnya bercerai, dan si Vina ikut ibunya. Ibunya selalu menasehati dia bahwasannya tidak ada yang bisa menolongnya kecuali Allah, dimanapun ia berada. Ia menceritakan kepadaku juga bahwasanya selama ia kecil ia sangat kurang mendapatkan pengajaran agama. Ia pernah diajarkan mengaji namun ilmu ilmu nya hanya ala kadarnya, jelasnya. Ketika pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi melanjutkan pendidikan dia ke negeri yang sangat jauh, terpisah dari ibunya. Ia pun memutuskan untuk beristiqomah dengan penutup kepalanya, di negeri itu.

Awalnya dia masih ragu dengan pakaian yang ia kenakan tersebut, hingga suatu ketika, ia tengah membeli makanan di sebuah toko halal, dan berjumpa dengan seorang bapak berperawakan khas timur tengah.

Bapak: “Anda muslim”
Vina: “iya, saya muslim”
Sang bapak mengetahui Vina seorang muslimah berkat tudung kepala yang ia kenakan pada hari itu.

Ketika Vina ingin membayar makanannya, bapak itu berkata:
“Tidak, jangan dibayar, biarkan saya saja yang membayarnya. Kita sesama muslim, kita saudara”

Setelah mendengar perkataan bapak tua itu Vina bergegas kembali menuju apartemen nya dan langsung bersujud syukur dan menangis, yang terlintas dibenaknya adalah “Ya, Allah jika diibaratkan timur dan barat, saya ini berasal dari negeri nun jauh di timur sana sedangkan bapak tadi berasal dari sebuah negeri yang jauh bertolak disebelah barat sana. Namun agama mu, Dien mu inilah yang menyatukan kami”

Masyaallah, lepas dari kejadian tersebut, sampai sekarang Vina tidak mau menanggalkan khimarnya, ia ingin beristiqomah dalam menutup aurat dan ia mengatakan kepada ku bahwasanya dia ingin sekali berhijab syar’i.

Padahal sebelumnya ia masih enggan beristiqomah dengan penutup kepalanya itu, namun kini tak sedetik pun ia keluar meninggalkan rumahnya tanpa mahkotanya tersebut.

Masyaallah..

Sahabatku, Jilbab bukan Pilihan, namun Jilbab adalah kewajiban, yang kewajiban tersebut datangnya bukan dari Ulama, bukan dari Ustad, bukan juga dari Orang tua kita, Namun perintah untuk berhijab adalah perintah langsung dari Allah SWT. Masihkah engkau enggan menaati perintah-Nya sedang nikmatnya tak henti-hentinya Ia curahkan padamu dear?

Allah SWT berfirman:
Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimâr) ke dada-dada mereka. (QS an-Nur [24]: 31)


*note: kisah nyata dengan nama-nama tokoh yang bukan sesungguhnya, karena si tokoh cerita tidak ingin namanya disebutkan.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Autumn itu Maple Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea